Pablo Escobar Asal Negara Mana
Awal Karier Sebagai Bandar Narkoba
Usaha gelapnya di Medellin dimulai pada 1970-an dengan melakukan berbagai penyelundupan barang-barang ilegal dan menculik beberapa orang sebagai tebusan. Para pengedar narkotika yang berasal dari Chile di sisi lain mengalihkan fasilitas distribusikan ke Kolombia setelah diktator Chile yang bernama Jenderal Agusto Pinochet menghancurkan pabrik-pabrik kokain yang berada di negaranya.
Selanjutnya, dia mulai memasok bubuk kokain dan membangun jalur pertamanya di Amerika Serikat pada 1975. Permintaan kokain saat itu sedang meningkat di kota-kota Amerika Serikat. Escobar dan para pengikutnya lantas menyanggupi permintaan itu, khususnya wilayah Miami, Florida. Kartelnya di sisi lain dapat memperbanyak pembuatan kokain dengan cepat dikarenakan persediaan daun koka sebagai bahan baku kokain sangat melimpah di hutan-hutan Kolombia.
Rehabilitasi Sosial Pengguna Narkoba
“Indonesia Darurat Narkoba” merupakan ungkapan yang telah sering kita dengar. Oleh sebab itu, bangsa ini harus senantiasa mewaspadai bahaya narkoba yang terus mengintai. Hal ini tak lepas pula dari fakta bahwa pengedaran dan penyalahgunaan narkoba merupakan masalah yang kompleks, baik dari faktor penyebab maupun dampak buruk yang sangat luas dan mendalam terhadap para pelaku, keluarganya, masyarakat luas, dan bangsa.
Salah satu aspek yang perlu kita soroti dalam rangka menanggulangi penyalahgunaan narkoba adalah proses rehabilitasi sosial bagi pengguna narkoba, termasuk di lingkungan Lembaga Pemasyarakatan (LP) dan rutan.
Buku ini merupakan panduan praktis dalam upaya mengatasi penyalahgunaan narkoba secara menyeluruh di LP dan Rutan yang pelaksanaannya dilakukan secara bertahap, melibatkan multidisiplin ilmu dan pendekatan yang komprehensif.
Orang Terkaya di Kolombia
Jaringan narkoba yang dibentuknya dengan nama Kartel Medellin di kemudian hari sering melakukan persaingan dengan kartel dalam negeri Kolombia. Inilah yang menyebabkan banyak pembantaian dan pembunuhan para hakim, polisi setempat, penduduk setempat, dan para politisi terkemuka. Kartelnya di sisi lain mempunyai mitra dekat yang dikenal sebagai saudara Ochoa, yaitu Juan David, Jorge Luis, dan Fabio.
Escobar merupakan seorang yang sangat ambisius. Dia pernah menjabat sebagai anggota dewan di parlemen pemerintahan Kolombia, tetapi masuknya ke dalam kongres itu dilaksanakan agar memudahkan jalannya menjadi presiden Kolombia.
Sayangnya, dia lantas mengundurkan diri setelah transaksi gelapnya dibocorkan oleh seorang politisi yang juga menjabat sebagai Menteri Kehakiman Kolombia bernama Rodrigo Lara. Lara belakangan diketahui ditembak atas perintah Escobar dalam suatu insiden.
Berdasarkan keterangan dari laman Forbes, Escobar pernah masuk sebagai orang terkaya di dunia selama tujuh tahun berturut-turut sejak 1987 sampai dengan 1993. Dia berada di posisi ketujuh dengan mencatat kekayaan bersih mencapai 3 miliar dollar Amerika pada 1988. Kekayaan tersebut semakin meningkat dari tahun ke tahun.
Escobar memiliki nama samaran dan panggilan, yaitu Don Pablo (Tuan Pablo), El Padrino (sang ayah baptis), El Patrón (si bos), El Señor (si raja), El Mágico (si pesulap), El Pablito (Pablo kecil), dan El Zar de la Cocaína (Tsar kokain).
Escobar memang memperoleh julukan sebagai raja kokain Kolombia, tetapi menurut kesaksian beberapa pihak dirinya tidak pernah menjadi seorang pencandu kokain. Dia menyarankan para pengikut kartelnya agar tidak memakai barang tersebut. Dirinya pun tentunya tidak pernah mengikuti program rehabilitasi narkoba.
Penyebab kematiannya sampai saat ini masih simpang siur, apakah dia memang mati ditembak atau justru bunuh diri seperti yang dikatakan oleh anaknya, Juan Pablo. Escobar yang pasti ditemukan tidak bernyawa dengan luka tembakan di beberapa bagian tubuh pada 2 Desember 1993. Saat itu, dia sedang merayakan ulang tahunnya ke-44.
Pemerintah Kolombia saat itu, dalam hal ini Presiden Cesar Gaviria Trujillo, mengklaim jika Escobar mati dalam sebuah baku tembak di atap bangunan. Dia tewas tertembak di bagian kepala. Ketika dimakamkan, tercatat setidaknya 25.000 orang hadir mengantarkannya ke peristirahatan terakhir.
Namun, kematiannya tidak lantas menyebabkan bisnis kokain hilang di Kolombia. Penyelundupan dari Kolombia ke negara-negara lain terus meningkat. Kartel kokain kemudian beralih ke Kartel Cali yang dikenal sebagai saingan dari Kartel Medellin.
Itulah artikel terkait “biografi Pablo Escobar” yang bisa kalian gunakan sebagai referensi bacaan. Jika ada saran, pertanyaan, dan kritik, silakan tulis di kotak komentar bawah ini. Bagikan juga tulisan ini di akun media sosial supaya teman-teman kalian juga bisa mendapatkan manfaat yang sama.
Untuk mendapatkan lebih banyak informasi, Grameds juga bisa membaca buku yang tersedia di Gramedia.com. Sebagai #SahabatTanpaBatas kami selalu berusaha untuk memberikan yang terbaik. Untuk mendukung Grameds dalam menambah wawasan dan pengetahuan, Gramedia selalu menyediakan buku-buku berkualitas dan original agar Grameds memiliki informasi #LebihDenganMembaca. Semoga bermanfaat
Katanya Darurat (Indonesia Darurat Narkoba: Sebuah Anomali)
“Buku ini akan terus saya update dari waktu ke waktu karena merupakan laporan pertanggungjawaban saya ke publik sebagai anggota Komisi III DPR RI, setidaknya sampai dengan Oktober 2019 di periode ini. Tentu tugas mulia ini masih belum selesai dan memerlukan waktu yang sangat panjang dengan ikhtiar kita bersama menuju #IndonesiaZeroNarkoba2045 saat NKRI merayakan ulang tahun emasnya; 100 tahun merdeka“.
“Buku ini adalah sebuah kerja besar dan membantu negara menyelamatkan anak-anak bangsa dari ancaman bahaya laten narkoba oleh sindikat narkoba dunia. Ini adalah tugas mulia sesama anak bangsa, ciptaan Tuhan Yang Maha Kuasa. Menyelamatkan dan membebaskan anak manusia ciptaan-Nya yang paling mulia dari kehilangan masa depannya, bahkan dari kemungkinan kepunahan satu generasi akibat jahatnya sindikat narkoba dunia, sekaligus kewajiban kita semua“.
—(Hinca IP Pandjaitan XIII)
Buku ini adalah buku laporan pertanggungjawaban Hinca IP Pandjaitan XIII kepada publik. Buku ini dapat dibilang sebagai persembahan Hinca kepada masyarakat yang dia wakili di 10 kabupaten kota di wilayah Sumatra Utara, di antaranya: Asahan, Tanjung Balai, Pematangsiantar, Simalungun, Pakpak Bharat, Dairi, Karo, Binjai, Langkat, dan Batu Bara.
Buku ini bercerita tentang rekam jejak dan segala hal yang ditemukan Hinca IP Pandjaitan XIII di lapangan sebagai anggota DPR RI. Dari sekian banyak soal di Komisi III, Hinca concern kepada satu isu, yaitu narkoba. Hinca memiliki gagasan membentengi desa dari ancaman bahaya laten narkoba melalui #doorsmeerkawanHinca. Buku ini dikemas dengan gaya penulisan naratif, sehingga enak dan renyah dibaca.
Biografi Pablo Escobar
Pablo Emilio Escobar Gaviria (1 Desember 1949 – 2 Desember 1993) adalah seorang gembong narkoba dan pengedar narkoba Kolombia. Kartelnya, pada puncak kariernya, menyediakan diperkirakan 80% dari kokain yang diselundupkan ke Amerika Serikat, memberikan pendapatan pribadi US $21,9 miliar setahun.[2]336[3] Sering disebut "Raja Kokain", dia adalah kriminal terkaya dalam sejarah, dengan kekayaan bersih yang diketahui diperkirakan US $30 miliar pada awal 1990-an,[4] membuatnya salah satu orang terkaya di dunia pada masa jayanya.[5][6]
Escobar lahir di Rionegro, Kolombia, dan dibesarkan di Medellín di dekatnya. Setelah sempat belajar di Universidad Autónoma Latinoamericana di Medellín, ia keluar tanpa gelar dan mulai terlibat dalam kegiatan kriminal yang melibatkan menjual rokok selundupan, bersama dengan tiket lotre palsu, dan berpartisipasi dalam pencurian kendaraan bermotor. Pada 1970-an ia mulai bekerja untuk berbagai penyelundup barang ilegal, sering menculik dan menahan orang untuk tebusan sebelum mulai mendistribusikan bubuk kokain sendiri, serta membangun rute penyelundupan pertama ke Amerika Serikat, pada tahun 1975. Infiltrasinya ke pasar narkoba AS diperluas secara eksponensial karena meningkatnya permintaan untuk kokain, dan pada 1980-an, diperkirakan bahwa 70 sampai 80 ton kokain dikirimkan dari Kolumbia ke AS secara bulanan. Jaringan narkoba itu umumnya dikenal sebagai Kartel Medellín, yang sering bersaing dengan kartel saingan dalam negeri dan luar negeri, yang mengakibatkan banyak pembantaian dan kematian polisi, hakim, penduduk setempat dan politisi terkemuka.
Pada tahun 1982, Escobar terpilih sebagai anggota alternatif dari Kamar Perwakilan Kolombia sebagai bagian dari Partai Liberal Kolombia. Melalui ini, dia bertanggung jawab untuk pembangunan banyak rumah sakit, sekolah, dan gereja-gereja di Kolombia barat, yang memberikannya popularitas dalam Gereja Katolik Roma lokal, serta dengan penduduk setempat dari kota-kota yang sering dikunjunginya. Namun, Escobar telah difitnah oleh pemerintah Kolombia dan Amerika Serikat, karena eksploitasi kekuasaan politiknya, yang mengakibatkan Kolombia menjadi ibu kota pembunuhan dunia.[7] Escobar ditembak dan dibunuh oleh Polisi Nasional Kolombia, di kampung halamannya, 24 jam setelah ulang tahun ke-44 nya.[8][9]
Kronologi Pablo Escobar meninggal (Foto: Encyclopedia of Humanities)
BOGOTA - Tepat pada tanggal 2 Desember 1993, Raja Kokain Pablo Escobar mati terbunuh 30 tahun lamanya. Sebuah klise lama ‘Hidup dengan senjata, mati dengan senjata’ terdengar sesuai dengan apa yang dialami Escobar diakhir hayatnya.
Pablo Emilio Escobar Gaviria, seorang raja kokain dengan kerajaan yang dipimpinnya bernama Kartel Mendellin, telah lama menjadi incaran pemerintah Kolombia. Aksinya yang menimbulkan korban jiwa dan teror membuat dirinya masuk dalam list orang yang paling dicari se-Kolumbia.
Pablo Escobar memang memiliki harta yang banyak dengan kartel yang menguasai 80% perdagangan kokain disertai dengan para anggotanya yang setia. Namun melansir The Mob Museum, satu masalah yang menjadi musuh utamanya ialah perjanjian ekstradisi antara Kolombia dan Amerika Serikat pada tahun 1979.
Melihat besarnya ancaman Undang-Undang Ekstradisi ini, Pablo Escobar berupaya untuk mendapatkan kursi di parlemen Kolombia. Hal ini dilakukan Escobar demi mendapatkan kekebalan diplomatik sekaligus memperluas kekuasaan. Mulai dari titik inilah Pablo Escobar mengalami kejatuhan. Kampanyenya membuahkan hasil, dia terpilih sebagai pengganti Jairo Ortega, Senat untuk Alternative Liberal (gerakan Alternatif Liberal), pada bulan November 1982. Namun jejak kriminalnya di masa lalu menjadi ancaman dalam mempertahankan posisinya sebagai anggota parlemen.
Berawal pada tahun 1983 ketika Menteri Kehakiman Rodrigo Lara Bonilla mulai melakukan penyelidikan atas kekayaan Escobar. Melansir Encyclopedia of Humanities, hasil penyelidikan Lara membuktikan adanya uang kotor dalam sepak bola dan politik Kolombia serta dibukanya kembali kasus hukum lama Escobar.
Bukti-bukti ini menuntun Lara kepada pengungkapan laboratorium produksi kokain milik Escobar yang berada di hutan serta penyitaan atas pesawat dan properti yang digunakan dalam perdagangan narkoba. Dari sini, posisi Escobar sebagai anggota parlemen mulai dipertanyakan dan asal muasal uang yang membiayai kampanyenya pun terungkap.
Tidak lama setelah itu, surat kabar El Espectador langsung menyebarkan berita panas ini. Alhasil situasi Escobar semakin tercekik diantara bukti-bukti yang telah tersebar luas. Pastinya Escobar tidak tinggal diam dan melakukan perlawanan dengan berusaha mencoreng nama baik Lara namun berujung gagal. Mau tidak mau, Escobar terpaksa keluar dari keanggotaan parlemen dan kekebalannya dicabut.
Walaupun kerja kerasnya membuahkan hasil yang cukup memuaskan, sayangnya takdir tidak berpihak kepada Lara dimana dia berakhir terbunuh oleh pembunuh bayaran Escobar pada tanggal 30 April 1984. Escobar memang menyerah, namun balas dendam merupakan semangat barunya di masa mendatang.
Singkat cerita, Escobar terus menerus melancarkan aksi pembalasan dari tahun 1984 hingga 1991 yang sangat mengguncang Kolombia. Aksinya ini termasuk pembunuhan, pengeboman, dan deklarasi perang terhadap negaranya sendiri. Beberapa aksinya yang paling tercela yaitu pengepungan Istana Kehakiman selama dua hari (98 orang tewas dan dokumen ekstradisinya dihancurkan), pengeboman penerbangan Avianca 203 (107 orang tewas), dan pengeboman gedung DAS (60 orang tewas dan lebih dari 600 orang terluka).
Pemerintahan Kolombia yang tidak menyerah dalam upayanya menangkap Escobar menerapkan program amnesti parsial pada tanggal 5 September 1990 dan berjanji tidak akan melakukan ekstradisi. Syaratnya disini ialah para gembong narkoba harus menyerahkan diri secara sukarela dan pengakuan setidaknya satu kejahatan yang dilakukan.
Perjanjian ini telah berhasil mengundang beberapa gembong narkoba, termasuk Ochoa bersaudara, antek tingkat tinggi Escobar, pada bulan Januari 1991. Escobar yang bersikap skeptikal tidak langsung menyerahkan dirinya dan justru melakukan aksi terorismenya antara Desember 1990 dan awal tahun 1991 sebagai bentuk penekanan untuk pemerintah Kolombia.
Akhirnya, pemerintah tidak punya pilihan selain menuruti keinginan Escobar. Pada bulan Juni 1991, bos Kartel Medellin menyerah kepada keadilan dan dikurung di penjara La Catedral di Envigado. Penjara ini tidak bisa disamakan dengan penjara pada umumnya karena memiliki fasilitas yang lengkap seperti hotel bintang lima. Disini Pablo Escobar juga tetap menjalankan operasi ilegalnya seperti biasa dari jarak jauh.
Pada bulan Juli 1992, Escobar mendengar kabar akan dipindahkan ke fasilitas lain oleh pemerintah yang berujung pada pelarian dirinya bersama sembilan orang lainnya ke hutan sekitar pada tanggal 22 Juli. Upaya negosiasi penyerahan diri antar Escobar dan pemerintah yang disertai syarat-syarat dari Escobar tidak digubris oleh pemerintahan Kolombia.
Kaburnya Escobar dari La Catedral tidak berakhir baik bagi dirinya dan justru semakin diperburuk dengan perlawanan dari musuhnya di Cali, pengejaran oleh Blok Pencarian elit Kolombia, serta diburu oleh Los Pepes – sebuah kelompok perlawanan terhadap Pablo Escobar dan para pendukungnya.
Minimnya sumber daya yang dimiliki Pablo Escobar yang hanya menyisakan satu anak buah yaitu Alvaro de Jesus Agudelo atau El Limón, memaksanya untuk terus bersembunyi. Pada tanggal 2 Desember 1993, satu hari setelah ulang tahunnya ke 44, Escobar bersama El Limón bersembunyi di Los Olivos, Medellin. Tidak disangka-sangka, Blok Pencarian telah menemukan lokasinya dan mulai mendekati tempat berlindung Escobar. Setelah mereka ketahuan, Limón melarikan diri melalui jendela dan Escobar melarikan diri melalui atap. Baku tembak terjadi yang berujung pada kematian kedua orang tersebut. Hari itu menandai berakhirnya Kartel Medellin dan momen tersebut direkam secara fotografis oleh Blok Pencarian.
Pablo Escobar meninggal karena apa? Pertanyaan ini mudah saja dijawab oleh Pemerintah Kolombia karena kematian Pablo Escobar terjadi setelah upaya penangkapan yang dilakukan mereka. Akan tetapi, bagi sebagian orang itu masih menjadi misteri karena pernyataan penting dari anaknya sendiri.
Bukan Escobar jika ia tak menimbulkan kontroversi bahkan setelah kematiannya. Bandar kokain terbesar di dunia ini telah membuktikan bahwa namanya akan terus diperbincangkan sekalipun nyawa-nya telah tiada.
Kamu mungkin mengenal nama Pablo Escobar melalui film. Tak hanya satu film yang telah mengangkat kisahnya.
Setidaknya sudah ada kurang lebih 11 film yang mengangkat kisah Pablo Escobar. Itu dimulai dari film berjudul The Private Archive of Pablo Escobar yang rilis pada tahun 2004. Dan yang paling memikat tentu saja Narcos yang telah diproduksi sejak 2015 dan ditayangkan Netflix.
Popularitas orang terkaya nomor 7 di dunia kala itu tak surut hingga saat ini. Pria yang lahir di kota kecil Medellin, Kolombia, dalam kurun waktu kurang dari satu dekade telah berhasil menjadi orang penting sekaligus berbahaya di dunia.
Apakah cerita Pablo Escobar nyata? Ya! Tentu saja kisah Sang Raja Kokain ini nyata.
Jika ada hal-hal yang sulit dinalar dalam film tentang Pablo Escobar tentu merupakan hal wajar dalam setiap film yang diangkat dari kisah nyata. Meski begitu, tak sedikit pula yang meyakini bahwa apa yang telah dilakukan oleh Pablo Escobar selama menjadi pimpinan Kartel Medellin jauh lebih mengerikan dari kisah dalam film.
Rekomendasi Buku dan E-Book Terkait
Presiden Gaviria Minta Escobar Dipindah
Kebrutalan Escobar di dalam penjara La Cetedral membuat Presiden Kolombia, Cesar Gaviria berang. Dia langsung berencana memindahkan Escobar ke penjara umum. Penasihat Gaviria, Eduardo Sandoval memberi masukan kepada bossnya dengan pertimbangan di penjara umum Escobar tak akan bertindak sewenang-wenang.
Presiden Gaviria memerintahkan tentara pimpinan Jenderal Gustavo Padro Ariza untuk memindahkan Escobar dari La Catedral. Sebanyak 4000 tentara dikerahkan untuk mengepung penjara pribadi Escobar tersebut pada 22 Juli 1992. Sandoval yang difungsikan sebagai negosiator justru disandera oleh pasukan pribadi Escobar yang bersenjata lengkap.
Penyanderaan Sandoval yang juga Wakil Menteri Kehakiman Kolombia menyulut perintah Jenderal Ariza untuk menyerbu La Catedral. Sebanyak 250 pasukan elit, 4 helikopter, dan 7 anjing pelacak menerobos masuk dan berhasil melumpuhkan pasukan Escobar, namun Raja Kokain itu berhasil melarikan diri lewat terowongan rahasia.
Setelah Escobar melarikan diri, Presiden Gaviria mengeluarkan perintah untuk menangkap Raja Kokain itu hidup atau mati. Tak ada lagi negosiasi, walaupun saat itu muncul kekhawatiran baru soal teror bom dari Escobar.
Selama berkuasa sebagai tokoh kriminal yang brutal, Escobar dikabarkan telah membunuh setidaknya 4000 orang. Para korbannya dari berbagai lapisan masyarakat, mulai orang biasa, pesaing dalam bisnis kokain, polisi, hakim, jaksa, hingga politikus. Escobar memakai banyak cara untuk mengeksekusi musuh-musuhnya, mulai disiksa, ditembak, hingga dibom.
Pelarian Escobar berlangsung selama 16 bulan hingga akhirnya tempat persembunyiannya tercium kepolisian dan pasukan elit Kolombia yang dibantu Drugs Enforcement Administration (DEA), badan antinarkotika Amerika Serikat. Persembunyian terakhir Escobar diketahui berada di sebuah kawasan hunian di Medellin.
“Saya sedang bekerja ketika mendengar teriakan dari arah jalan. Saya melihat seorang pria gemuk tanpa baju sedang berjalan di atap rumah seberang sana. Pria tersebut lantas melompat kea tap rumah yang lain, lantas terdengar beberapa tembakan,” ujar seorang saksi mata yang tidak disebutkan namanya, yang dikutip Reuters.
Beberapa saksi mata lain yang diwawancara Reuters, mengatakan bahwa mereka melihat tubuh Escobar tertelungkup di atap sebuah rumah dengan tubuh penuh luka bekas peluru.
“Ini adalah kesuksesan bagi negara dan pemerintah. Kartel Medellin telah dibongkar dengan kematian Pablo Escobar,” kata Mayjen Octavio Vargas Silva, salah satu Kepala Pasukan Elit Kolombia yang ditugaskan mengejar Escobar.
Tidak ada keterangan pasti tentang penembak yang berhasil membunuh Escobar. Keluarga Escobar, anggota Kartel Medellin, bahkan dokumen intelijen tidak mampu memastikan eksekutor Sang Raja Kokain yang sebenarnya. Escobar diketahui tewas akibat luka tembak di dekat telinga kanannya.
Luka tembak tersebut lantas menimbulkan spekulasi bahwa Escobar melakukan bunuh diri. Dia menembak dirinya sendiri untuk sebuah tujuan, yang disebutkan untuk menyelamatkan keluarganya.
“Saya sangat yakin, ayah melakukan bunuh diri untuk menyelamatkan keluarga dari penyanderaan kelompok saingan,” kata putra Escobar, Sebastian Marroquin.
Kematian Pablo Escobar, Raja Kokain Kolombia yang pernah masuk daftar orang terkaya di dunia tetap menyisakan misteri hingga kini.
Daripada Wikipedia, ensiklopedia bebas.
Nama ini menggunakan adat penamaan Sepanyol:
pertama atau sebelah bapanya ialah
dan nama keluarga kedua atau sebelah ibunya ialah
Pablo Emilio Escobar Gaviria
Pablo Emilio Escobar Gaviria (/ˈɛskəbɑr/; 1 Disember 1949 – 2 Disember 1993) ialah seorang pengedar dadah Colombia yang merupakan pengasas dan pemimpin tunggal Kartel Medellín. Digelar "Raja Kokain", Escobar ialah penjenayah terkaya dalam sejarah, setelah mengumpulkan anggaran kekayaan bersih bernilai AS$ 30 bilion pada saat kematiannya—setara dengan $ 50 bilion pada tahun 2016—sementara kartel dadahnya memonopoli perdagangan kokain ke Amerika Syarikat pada tahun 1980-an dan 1990-an.[1][2]
Dilahirkan di Rionegro dan dibesarkan di Medellín, Escobar belajar untuk tempoh jangka pendek di Universidad Autónoma Latinoamericana dari Medellín, namun berhenti tanpa menerima graduan; beliau mula melakukan kegiatan jenayah, menjual rokok haram dan tiket loteri palsu, serta turut serta dalam pencurian kenderaan bermotor. Pada awal tahun 1970-an, beliau mulai bekerja untuk pelbagai penyeludup dadah, sering menculik dan menahan orang sebagai tebusan.
Pada tahun 1976, Escobar mengasaskan Kartel Medellín, yang mengedarkan kokain serbuk, dan mewujudkan laluan penyeludupan pertama ke AS. Penyusupan Escobar ke AS menimbulkan permintaan eksponen untuk kokain, dan pada tahun 1980-an, ia dianggarkan bahawa Escobar mengetuai penghantaran bulanan 70 hingga 80 tan kokain ke negara ini dari Colombia. Hasilnya, beliau dengan cepat menjadi salah seorang individu terkaya di dunia,[3][4] tetapi secara konsisten memerangi kartel saingan di dalam dan luar negara, yang menyebabkan pembunuhan beramai-ramai dan pembunuhan pegawai polis, hakim, penduduk tempatan, dan ahli politik terkemuka,[5] menjadikan Colombia sebagai ibu kota pembunuhan dunia.[6]
Escobar trong ảnh chụp năm 1976
Maria Victoria Henao (cưới 1976)
Pablo Emilio Escobar Gaviria (; 1 tháng 12 năm 1949 – 2 tháng 12 năm 1993) là một tên tội phạm buôn bán ma túy, Ông trùm người Colombia, sáng lập và lãnh đạo duy nhất của Medellín Cartel. Được mệnh danh là "Vua cocaine", Escobar là tên tội phạm giàu có nhất trong lịch sử, đã tích lũy tài sản ròng ước tính 30 tỷ đô la Mỹ vào thời điểm qua đời — tương đương 59 tỷ đô la vào năm 2019 — trong khi tập đoàn ma túy của hắn độc quyền buôn bán cocaine vào Hoa Kỳ trong những năm 1980 và 1990.[1][2]
Sinh ra ở Rionegro và lớn lên ở Medellín, Escobar đã học một thời gian ngắn tại Đại học Autónoma Latinoamericana của Medellín, nhưng bỏ dở không tốt nghiệp; thay vào đó, hắn tham gia vào các hoạt động tội phạm, bán thuốc lá lậu và vé số giả, cũng như tham gia vào các vụ trộm xe cơ giới. Vào đầu những năm 1970, hắn bắt đầu làm việc cho nhiều kẻ buôn lậu ma túy, thường bắt cóc và giữ người để đòi tiền chuộc.
Năm 1976, Escobar thành lập Medellín Cartel, chuyên phân phối cocain dạng bột, và thiết lập các tuyến đường buôn lậu đầu tiên xâm nhập vào Hoa Kỳ của Escobar vào Hoa Kỳ đã tạo ra nhu cầu theo cấp số nhân đối với cocaine, và đến những năm 1980, ước tính Escobar dẫn đầu các chuyến hàng hàng tháng từ 70 đến 80 tấn cocaine từ Colombia. Kết quả là hắn nhanh chóng trở thành một trong những người giàu nhất thế giới, nhưng liên tục chiến đấu với các băng đảng đối thủ trong và ngoài nước, dẫn đến các vụ thảm sát và sát hại các sĩ quan cảnh sát, thẩm phán, người dân địa phương và các chính trị gia nổi tiếng.[3][4][5] biến Colombia trở thành thủ phủ của việc thanh toán lẫn nhau trên thế giới.[6]
Trong cuộc bầu cử quốc hội năm 1982, Escobar được bầu làm thành viên dự khuyết của Hạ viện như một phần của phong trào Thay thế Tự do. Thông qua đó, hắn chịu trách nhiệm cho các dự án cộng đồng, chẳng hạn như xây dựng nhà ở và sân bóng, những điều này đã giúp hắn trở nên nổi tiếng với người dân địa phương của các thị trấn mà hắn thường xuyên lui tới. Tuy nhiên, Escobar đã bị chính phủ Colombia và Hoa Kỳ công kích, những bên thường xuyên bóp nghẹt tham vọng chính trị của hắn và thúc đẩy việc bắt giữ và Escobar được cho là đã dàn dựng các vụ đánh bom Tòa nhà DAS và Chuyến bay 203 của Avianca để trả đũa.
Năm 1991, Escobar đầu hàng chính quyền và bị kết án 5 năm tù về một số tội danh, nhưng đã đạt được thỏa thuận không dẫn độ với Tổng thống Colombia Cesar Gaviria, với khả năng bị giam trong nhà tù tự xây dựng của chính mình, La Catedral. Năm 1992, Escobar trốn thoát và lẩn trốn khi nhà chức trách cố gắng chuyển hắn đến một cơ sở giam giữ tiêu chuẩn hơn, dẫn đến một cuộc truy lùng toàn quốc. Kết quả là Medellín Cartel sụp đổ, và năm 1993, Escobar bị Cảnh sát Quốc gia Colombia giết tại quê nhà, một ngày sau sinh nhật lần thứ 44 của hắn.
Pablo Emilio Escobar Gaviria sinh ngày 1 tháng 12 năm 1949, tại Rionegro, Antioquia, Colombia. Hắn là con thứ ba trong gia đình bảy người con. Có cha là ông Abel de Jesús Dari Escobar Echeverri (1910–2001) làm nông dân và mẹ là bà Hilda de Los Dolores Gaviria Berrío (? - 2006), một giáo viên tiểu học. Lớn lên ở thành phố Medellín, Escobar bắt đầu con đường tội phạm ngay khi còn là một thiếu niên, từng bị buộc tội ăn cắp bia mộ, mài nhám lại rồi đem bán cho những kẻ buôn lậu địa phương. Người anh trai Roberto Escobar thì lại phủ nhận điều này, khẳng định các bia mộ là của những gia đình khách hàng đã ngừng trả phí chăm sóc cho chủ nghĩa trang, và ông thì có một người họ hàng cũng đang làm kinh doanh bia tưởng niệm. Con trai của Escobar, Sebastián Marroquín, thì nói rằng cha mình bắt đầu phạm pháp từ việc làm bằng tốt nghiệp giả, thường là bằng của trường Đại học Autónoma Latinoamericana mặc dù bản thân Escobar chưa hề tốt nghiệp dù cũng theo học tại đây.
Escobar chính thức tham gia các hoạt động phi pháp với Oscar Benel Aguirre, họ cùng nhau thực hiện những phi vụ đường phố nhỏ lẻ, bán thuốc lá lậu, vé số giả và ăn cắp xe hơi. Những năm đầu 1970, trước khi gia nhập thị trường thuốc phiện, Escobar vừa trộm cắp vừa làm vệ sĩ, được cho là đã kiếm được 100.000 USD bằng việc bắt cóc và giam giữ một uỷ viên hành pháp để lấy tiền chuộc. Hắn bắt đầu làm việc cho Alvaro Prieto, một tên buôn lậu ở khu vực Medellín nhằm hiện thực hóa mục tiêu kiếm được 1 triệu peso trước năm 22 tuổi. Đến năm 26 tuổi, Escobar đã có 100 triệu peso (hơn 3 triệu đô la Mỹ) trong tài khoản ngân hàng.
Trong The Accountant's Story, Roberto Escobar bàn về cách Pablo vươn lên từ một gã đàn ông trung lưu giản dị và kém hiểu biết trở thành một trong những người giàu có nhất thế giới. Từ năm 1975, Pablo bắt đầu phát triển hoạt động kinh doanh cocain của mình, bay nhiều chuyến bay chủ yếu giữa Colombia và Panama, dọc theo các tuyến đường buôn lậu vào Hoa Kỳ. Sau này Pablo mua tới mười lăm chiếc máy bay lớn, bao gồm một chiếc Learjet và sáu chiếc trực thăng. Theo lời con trai hắn, một người bạn thân của Pablo đã tử nạn trong lúc hạ cánh máy bay còn chiếc máy bay thì hư hại hoàn toàn, nó được Pablo lắp ráp lại từ những bộ phận còn sót rồi treo lên phía trên cổng trang trại của mình tại Hacienda Nápoles. Vào tháng 5 năm 1976, Escobar cùng người của hắn bị bắt vì tàng trữ 39 pound (18 kg) bột nhão trắng, khi đang cố mang hàng vượt tải trọng từ Ecuador về Medellín. Ban đầu, Pablo tìm cách hối lộ các thẩm phán Medellín, những người đang chuẩn bị thụ lý vụ án của hắn nhưng không thành công. Sau nhiều tháng đấu tranh pháp lý, Pablo ra lệnh giết hai sĩ quan đã bắt giữ hắn, và vụ án sau đó bị hủy bỏ. Roberto Escobar kể chi tiết đây chính là thời điểm Pablo bắt đầu các phương thức đối phó với chính quyền, bằng hối lộ hoặc giết người.
Roberto Escobar cho rằng Pablo sa vào kinh doanh ma túy đơn giản vì các loại hình hàng lậu khác trở nên quá nguy hiểm cho hoạt động vận chuyển. Vì lúc đó chưa có tập đoàn ma túy nào và chỉ có một số trùm ma túy, Pablo coi đây là địa bàn kinh doanh còn bỏ ngõ mà hắn ta muốn độc chiếm cho bản thân. Pablo mua hỗn hợp cocain ở Peru, sau đó tiến hành tinh chế trong phòng thí nghiệm tại ngôi nhà hai tầng ở Medellín. Trong chuyến làm ăn đầu tiên, Pablo đem về lượng bột nhỏ khoảng 30 pound (14 kg), đặt viên gạch tiền đề xây dựng đế chế của riêng mình. Lúc đầu, hắn buôn lậu cocain trong lốp máy bay cũ và các phi công có thể được trả tới 500.000 đô la Mỹ cho mỗi chuyến bay, tùy thuộc vào số lượng hàng.
Chỉ một thời gian sau, nhu cầu về cocain bùng phát ở Hoa Kỳ, Escobar tổ chức thêm nhiều chuyến hàng, tuyến đường và mạng lưới phân phối buôn lậu ở khắp Nam Florida, California cũng như các vùng lân cận khác. Hắn cùng người đồng sáng lập cartel, Carlos Lehder, hợp tác phát triển một điểm trung chuyển hàng mới ở Bahamas, trên một hòn đảo mang tên Norman's Cay, cách bờ biển Florida khoảng 220 dặm (350 km) về phía Đông Nam. Theo lời anh trai hắn, Escobar ban đầu không thực sự mua trọn Norman's Cay mà chỉ liên doanh với Lehder. Escobar và Robert Vesco sau đó mua phần lớn đất đai trên đảo, bao gồm đường băng dài 1 km (3.300 ft), bến cảng, khách sạn, nhà ở, tàu thuyền và máy bay, và cho xây dựng một nhà kho lạnh để lưu trữ cocain. Từ năm 1978 đến năm 1982, đây là tuyến đường buôn lậu chính của Medellín Cartel. Từ lợi nhuận khổng lồ được tạo ra bởi tuyến đường này, Escobar sớm mua được mảnh đất rộng 7,7 dặm vuông (20 km2) ở Antioquia với giá vài triệu đô la Mỹ, nơi sau này hắn xây dựng Hacienda Nápoles, một ngôi nhà sang trọng với sở thú, hồ nước, vườn điêu khắc, trường đấu bò tư nhân, cùng các thú vui chơi khác dành cho gia đình và cả tập đoàn của Escobar.
Từng có lúc, người ta ước tính có khoảng 70 đến 80 tấn cocain được tuồn vào Hoa Kỳ từ Colombia mỗi tháng. Vào giữa những năm 1980, ở đỉnh cao quyền lực, Medellín Cartel vận chuyển 11 tấn hàng cấm trên mỗi chiếc máy bay phản lực đến Hoa Kỳ (tải trọng lớn nhất mà Escobar vận chuyển là 51.000 pound (23.000 kg) trộn với bột cá và được chuyển bằng thuyền, theo lời xác nhận của anh trai hắn trong cuốn sách Escobar). Roberto Escobar cũng khai rằng, ngoài việc sử dụng máy bay, em trai của ông còn thuê hẳn hai tàu ngầm nhỏ cho những chuyến hàng có tải trọng khổng lồ.
Năm 1982, Escobar được bầu làm thành viên dự khuyết của Hạ viện Colombia, như một phần của phong trào nhỏ mang tên Tự do trù bị. Trước đó trong chiến dịch tranh cử, hắn là ứng cử viên của Phong trào Đổi mới Tự do, nhưng phải bỏ cuộc vì nhận sự phản đối quyết liệt từ Luis Carlos Galán, người có chiến dịch tranh cử tổng thống được Phong trào Đổi mới Tự do ủng hộ. Escobar là đại diện chính thức của chính phủ Colombia tại lễ tuyên thệ của Felipe González ở Tây Ban Nha.
Escobar nhanh chóng được quốc tế chú ý khi mạng lưới ma túy của hắn trở nên nổi tiếng. Medellín Cartel kiểm soát một phần lớn lượng ma túy nhập khẩu vào Hoa Kỳ, México, Puerto Rico, Cộng hòa Dominica, Venezuela và Tây Ban Nha. Quy trình sản xuất cũng bị thay đổi, coca từ Bolivia và Peru được thay thế bằng coca từ Colombia, vốn bị coi là kém chất lượng hơn coca ở các nước láng giềng. Khi nhu cầu về cocain ngày càng gia tăng, Escobar móc nối với Roberto Suárez Goméz, giúp đưa sản phẩm của mình đến các quốc gia khác ở châu Mỹ và châu Âu, thậm chí được đồn đại là sẽ vươn xa tới tận châu Á.
Người ta cáo buộc rằng Escobar đã hậu thuẫn cho cuộc tấn công tòa án tối cao Colombia năm 1985 của lực lượng du kích cánh tả mang tên "Phong trào 19 tháng 4 (M-19)", như một đòn trả đũa vì tòa án tối cao đang nghiên cứu tính hợp hiến của hiệp ước dẫn độ giữa Colombia với Hoa Kỳ. Một nửa số thẩm phán đã bị sát hại trong sự kiện này. M-19 được thuê để đốt cháy tất cả giấy tờ và hồ sơ về tổ chức Los Extraditables, liên quan tới các nhóm buôn lậu cocain đang bị chính phủ Colombia đe dọa dẫn độ sang Hoa Kỳ. Escobar là một phần của Los Extraditables. Chúng cũng tiến hành bắt con tin để thương lượng, dẫn tới việc kế hoạch dẫn độ Los Extraditables bị chặn đứng.
Vào năm 1991, luật sư của Escobar đưa ra một đề án kỳ lạ: Escobar chịu đi ở tù 5 năm nhưng phải để cho ông xây dựng ra một nhà tù riêng cho ông, và Colombia thỏa thuận không giao Escobar cho Mỹ. Escobar tự xây nhà tù La Catedral trong đó có một thác nước, bar rượu, trong phòng tắm có jaccuzi và một sân đá banh. Ngoài ra Escobar còn được quyền lựa chọn những người gác tù. Ông tha hồ thao túng trong nhà tù này, điều hành mọi chuyện bên ngoài bằng điện thoại không khác gì từ một khách sạn.[7]
Ai cũng biết rằng Escobar tha hồ tự tác khi bị giam lỏng ở La Catedral. Nhưng vào tháng 7 năm 1992, có tin đồn cho rằng Escobar đã ra lệnh bắt giữ một số nhân viên không trung thành với ông, điều họ đến "nhà tù", tra khảo và rồi giết họ. Sự lộng hành này của Escobar khiến nhà nước Columbia muốn đem ông về giam trong một nhà tù bình thường. Escobar lo sợ bị bắt đưa qua Mỹ nên đào thoát. Có đến 2 lực lượng muốn truy lùng Escobar: một lực lượng của chính quyền Columbia, do Mỹ hỗ trợ, lực lượng còn lại tên là Los Pepes là một nhóm gồm những kẻ thù của Escobar, do đối thủ của ông là Cali Cartel giật dây.
Hôm 2 tháng 12 năm 1993, lực lượng an ninh của Columbia phát hiện Escobar đang trốn tại một khu vực của Medellín. Lực lượng tiến vào mong bắt sống Escobar nhưng ông kháng cự và một vụ nổ súng diễn ra giữa hai phe. Escobar bị bắn chết lúc đang chạy trốn trên nóc nhà, một viên đạn vào thân, một viên vào chân, nhưng viên đạn chí mạng là viên bắn vào tai. Có người nghĩ rằng Escobar đã tự sát, lại có kẻ tin rằng cảnh sát Columbia đã xử tử ông.[8]
Di sản của Escobar để lại vẫn còn gây tranh cãi; Trong khi nhiều người tố cáo bản chất tội ác của hắn, hắn được coi là một nhân vật giống Robin Hood đối với nhiều người ở Colombia, vì đã cung cấp nhiều tiện nghi cho người nghèo, trong khi cái chết của hắn được để tang và đám tang có hơn 25.000 người tham dự.
Sau khi Escobar chết, nhóm Medellín tan rã, nhóm buôn bán thuốc mới là Cali Cartel trở thành nhóm mạnh nhất cho đến khi nó bị nhà nước Columbia tiêu diệt vào thập niên 90. Những người nghèo ở vùng Medellín vẫn còn nhớ đến Escobar như một người anh hùng hay mạnh thường quân. Nhiều sách, phim, và trang mạng đã ra đời nói về Escobar.
Sau cái chết của Escobar, cảnh sát lục tung đồn điền tên Napoles ở tỉnh Antioquia, Colombia của hắn để tìm Cocain, khắp đồn điền bị người ta đào xới để tìm tài sản cất giấu, đồ đạc thất tán theo từng nhà người dân, cả những con khủng long bằng bê tông cũng tan tành vì có kẻ tung tin rằng Escobar giấu bạc triệu trong đó... Khu đồn điền Napoles được chính thức coi như tài sản của Cục Phòng chống ma túy Colombia và trong quá trình lập lại trật tự ở đó, bầy thú của Escobar dần dần tiêu tán. Hươu cao cổ bị chết trước vụ cướp bóc của dân địa phương; Ngựa vằn và lạc đà được gửi sang những vườn thú khác nhau ở Nam châu Phi, còn tê giác và hà mã thì ở lại đồn điền Napoles hoang tàn, giao trách nhiệm cho bảo vệ môi trường địa phương. Vắng sự trông coi, tê giác nhanh chóng bị chết chỉ còn hà mã sống sót và sinh sản nhiều hơn. Đối với loài hà mã, Colombia đích thực là thiên đường bởi nước này hiếm khi hạn hán, lại không có những loài thú lớn, mà cỏ thì tốt tươi, đầm nước nhiều. Hà mã hiện thời chưa động đến con người, nhưng các chuyên gia lo ngại sinh vật sở tại sẽ bị ảnh hưởng. Đến từ châu Phi, hà mã cạnh tranh nguồn thức ăn với loài lợn biển quý hiếm cũng như loài rùa nước ngọt ở sông Magdalena. Hà mã Colombia có hại và đang đe dọa những loài vật sở tại đang dần biến mất.[9]
%PDF-1.4 %Óëéá 1 0 obj <> endobj 3 0 obj <> endobj 4 0 obj <> endobj 6 0 obj <> stream xœ;|ø0 •J endstream endobj 7 0 obj <> endobj 9 0 obj <> stream xœì�|Så×Ç/mSöÙ¨ ¾"nܸø»P\**(Ceˆ TETD�2ÊÞPvwÓ½2›t¥mÒ�fŸ÷yîÓ\Út%iÒÅù~Ž5´77w广{ž38Aš¾~>äçCwß !Vñ^ˆÛWÙLQ» (|å‚÷È2~¾tÉ6ö7¦ŸØ ÊS–èÝW–Ô†ùmý[›6µ|Z�[âëG~>
Biografi Pablo Escobar – Jika kita membicarakan mengenai gembong narkoba yang memiliki kekayaan melimpah di dunia, orang-orang pastinya akan menyebutkan nama Pablo Escobar. Dia adalah seorang bandar kokain yang pernah tercatat sebagai salah satu orang terkaya di dunia.
Dia merupakan pimpinan dari Kartel Medellin yang berasal dari Kolombia. Selain itu, dia menguasai distribusi narkoba dengan jenis kokain di wilayah Miami, Amerika Serikat dan beberapa wilayah lain di Amerika Selatan, bahkan kartelnya pernah mendistribusikan 80% kokain ke seluruh dunia pada masa kejayaannya.
Tokoh ini memang begitu kontroversial. Selain berperan sebagai pengedar dan penyelundup narkoba, dia juga terkenal di antara masyarakat miskin Kolombia yang melabelinya sebagai pahlawan karena sering memberikan sedekah bagi mereka.
Semasa kehidupannya, dia banyak memberikan harta kekayaannya untuk membangun sekolah, gereja, permukiman masyarakat miskin, dan lapangan sepak bola. Dia dijuluki dengan “Robin Hood from Colombia“.
Berikut biografi dari Pablo Escobar, sang kartel narkoba terkaya di dunia dari Kolombia.
Che Guevara: Kisah Legendaris, dan Catatan-Catatan yang Menggugah Dunia
Buku ini berisi tentang kisah perjalanan sang Legenda Revolusi Dunia. Dikisahkan dalam buku ini Che Guevara berkeliling Benua Amerika, caranya dalam menempuh jalan revolusi, serta kesetiaannya dalam perjuangan hingga dia tiba di medan gerilya terakhir dan ajal menjemputnya.
Latar belakang ditulisnya buku ini adalah untuk mengungkap cerita di balik seorang Che Guevara yang namanya melegenda, tetapi jarang yang benar-benar paham sosok sebenarnya dari seorang Che. Sejak kematiannya, Che Guevara telah menjadi tokoh politik legendaris. Namanya sering disamakan dengan pemberontakan, revolusi, dan sosialisme. Kehidupan Che Guevara terus menjadi subjek yang sangat diminati publik dan telah dieksplorasi dan digambarkan dalam berbagai buku dan film.
Buku ini mencoba menyajikan kisah perjalanan revolusioner Che Guevara dari berkelana mengelilingi Amerika hingga akhirnya menemukan jalan revolusinya dan tetap setia berjuang hingga ajal menjemputnya di medan gerilya terakhirnya, Bolivia. Terlepas dari pro-kontra mengenai sosok Che, perjuangan revolusinya (baik diakui maupun tidak) benar-benar menginspirasi semua bangsa di dunia, sehingga muncul sebutan bahwa Che adalah simbol revolusi dunia.
Keberaniannya mengkritisi dan menolak tunduk kepada kapitalisme membuat Che menjadi musuh utama Amerika Serikat. Setelah tiada, namanya justru populer di seantero dunia.
Buku cocok dibaca untuk para penikmat buku sejarah, terutama terkait sosok dan pemikiran Che Guevara. Membaca buku ini, kalian akan menemukan prinsip-prinsip idealisme dan catatan-catatan revolusi Che Guevara yang menggugah dunia.
Don Pablo: Kokain, Kekuasaan, dan Cinta Rakyat Kolombia
Pablo Escobar terpojok. Pasukan Search Bloc (satuan kepolisian khusus Kolumbia) tengah mengepung dari segala penjuru. Tak ada pilihan selain lari. Bersama pengawalnya, dia naik ke atap rumah dan melompat dari satu atap ke atap lainnya yang berdekatan. Sementara, dia harus terus membalas tembakan para polisi itu.
Pablo Escobar adalah gambaran seorang mafia klasik. Dialah pionir dalam perkembangan bisnis kokain di Kolombia. Dia mampu membuat industri kokain mengalir deras bagaikan “sungai kokain”.
Obsesinya terhadap kekuasaan membuatnya masuk ke dunia “gelap” mafia pada usia muda. Pembunuhan pertamanya dilakukan pada usia 18 tahun. Bukan lantaran kebenciannya terhadap orang yang dibunuhnya, tetapi pekerjaan profesionalnya sebagai mafia.
Buku ini merupakan rekaman riwayat hidup Pablo Escobar. Perannya sebagai ayah, anak, sahabat, dan anggota mafia digambarkan dengan sangat baik di sini. Mampukah Escobar menyelamatkan dirinya dari terjangan peluru Pasukan Search Bloc?