Rumah Tommy Soeharto Sekarang

Rumah Tommy Soeharto Sekarang

⑶ MENGHADIRI MAJLIS DZIKIR.

Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda,

إن لله تبارك وتعالى ملائكة سيارة فضلا يتبعون مجالس الذكر فإذا وجدوا مجلسا فيه ذكر قعدوا معهم وحف بعضهم بعضا بأجنحتهم حتى يملؤا ما بينهم وبين السماء الدنيا فإذا تفرقوا عرجوا وصعدوا إلى السماء

“Sesungguhnya Allāh Tabāraka wa Ta’āla memiliki malaikat-malaikat tambahan yang senantiasa berjalan mencari majlis-majlis dzikir. Maka apabila menemukan majlis di dalamnya ada dzikir, para malaikat tersebut duduk bersama mereka. Dan mereka saling menaungi dengan sayap mereka sehingga memenuhi antara mereka sampai langit dunia. Maka apabila mereka berpisah (yaitu selesai dari majlis dzikir tersebut), naiklah para malaikat ke langit.”

(HR Bukhāri IV/2353, No. 6045 dan Muslim IV/2170, dan ini adalah lafazh Muslim)

⇒ Maksud dari majlis dzikir disini adalah orang-orang yang berkumpul dalam rangka berdzikir kepada Allāh seperti majlis ilmu dan bukanlah majlis dzikir yang diadakan dengan cara yang tidak sesuai dengan sunnah Nabi shallallāhu ‘alayhi wa sallam.

Presiden Indonesia berhak mendapatkan rumah setelah menyelesaikan masa jabatannya. Namun, ternyata tidak semua kepala negara Indonesia menerima hadiah dalam bentuk rumah.

Seperti yang tercantum dalam UU Nomor 7 Tahun 1978, mantan presiden dan wakil presiden Indonesia yang berhenti secara terhormat berhak diberikan rumah kediaman yang layak dengan perlengkapannya masing-masing.

Meskipun sudah ada aturannya, namun tak semua mantan presiden RI menerima hadiah berupa rumah. Ada juga yang lebih memilih hadiah berupa uang sebagai ganti lahan dan rumah.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Berikut ini hadiah dari RI yang diberikan untuk para mantan presiden.

Dalam catatan detikX, Presiden ke-2 Indonesia, Soeharto mendapatkan uang Rp 26,6 miliar sebagai pengganti harga tanah dan biaya pembangunan rumah Puri Jati Ayu di kawasan sekitar Taman Mini Indonesia Indah (TMII) pada 1970-an.

“Beriman Dengan Amalan-amalan Malaikat Bagian 8”.

Di antara amalan malaikat & tugas mereka yang berkaitan dengan alam semesta yang ke-4 adalah,

Megawati Soekarnoputri

Sementara itu, Presiden Indonesia periode 2001-2004, Megawati Soekarnoputri menerima hadiah rumah dari negara.

Selama menjadi kepala negara, Megawati tinggal di rumah dinas di Jalan Teuku Umar No 27 dan 29, Menteng, Jakarta Pusat. Ia bolak-balik dari rumah dinas ke rumah pribadinya di Jalan Kebagusan IV, Kebagusan, Pasar Minggu, Jakarta Selatan. Setelah pensiun, Megawati memilih menjadikan rumah dinasnya sebagai rumah hadiah tersebut.

“Beriman Dengan Amalan-amalan Malaikat Bagian 6”.

Diantara ibadah malaikat yang ke-6 adalah,

Telah berlalu di dalam sebuah hadits bahwasanya ada sebagian malaikat yang mereka melakukan shalat di Baitul Ma’mur, wallāhu a’lam tentang bagaimana para malaikat tersebut melakukan shalat. Namun, disebutkan di dalam beberapa dalil bahwasanya mereka berdiri untuk Allāh dan bersujud.

Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman menceritakan tentang ucapan malaikat:

وَمَا مِنَّا إِلَّا لَهُ مَقَامٌ مَعْلُومٌ (١٦٤) وَإِنَّا لَنَحْنُ الصَّافُّونَ (١٦٥) وَإِنَّا لَنَحْنُ الْمُسَبِّحُونَ (١٦٦)

“Tidak ada di antara kami kecuali dia memiliki kedudukan yang diketahui. Dan sesungguhnya kami berdiri bershaf-shaf dan sesungguhnya kami bertasbih.”

(Ash-Shāffāt 164 – 166)

Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda:

أَلَا تَصُفُّونَ كَمَا تَصُفُّ الْمَلَائِكَةُ عِنْدَ رَبِّهَا ؟

“Apakah kalian tidak mau bershaf seperti bershafnya malaikat di sisi Rabb mereka?”

Para shahābat berkata,

يَا رَسُوْلُ اللّهِ، ِوَكَيْفَ تَصُفُّ الْمَلَائِكَةُ عِنْدَ رَبِّهَا ؟

“Wahai Rasūlullāh, bagaimana malaikat bershaf di sisi Rabb mereka?”

Maka Beliau bersabda,

يُتِمُّونَ الصُّفُوفَ الْأُوَل َوَ يَتَرَاصُّونَ فِي الصَّفِّ

“Mereka menyempurnakan shaf-shaf yang pertama dan mereka saling merapatkan shaf.”

(HR Muslim I/322, no. 430)

Dan Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman:

إِنَّ الَّذِينَ عِندَرَبِّكَ لاَ يَسْتَكْبِرُونَ عَنْ عِبَادَتِهِ وَيُسَبِّحُونَهُ وَلَهُ يَسْجُدُونَ

“Sesungguhnya malaikat yang di sisi Rabbmu tidak sombong dari beribadah kepadaNya, bertasbih untukNya dan bersujud.”

Yang ke-7 diantara ibadah mereka,

◆ Telah berlalu bahwa mereka mengucapkan salam kepada Ibrāhīm ketika masuk ke rumah beliau.

Di dalam sebuah hadīts, Jibrīl pernah berkata kepada Nabi kita shallallāhu ‘alayhi wa sallam,

فَإِذَا هِيَ أَتَتْكَ فَاقْرَأْ عَلَيْهَا السَّلَامَ مِنْ رَبِّهَا وَمِنِّي

“Apabila Khadījah mendatangimu maka sampaikanlah salam dari Rabbnya dan juga dariku.”

(HR Bukhāri III/1389 dan Muslim no. 2433)

Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda kepada ‘Āisyah,

يَا عَائِشَةُ هَذَا جِبْرِيلُ يَقْرَأُ عَلَيْكِ السَّلاَمَ

“Wahai ‘Āisyah, ini adalah Jibrīl mengucapkan salam kepadamu.”

(HR Bukhāri VI/305 no. 2447 dan Muslim no.2474)

◆ Malaikat mengucapkan salam untuk orang-orang yang beriman ketika sakaratul maut.

الَّذِينَ تَتَوَفَّاهُمُ الْمَلَائِكَةُ طَيِّبِينَ ۙيَقُولُونَ سَلَامٌ عَلَيْكُمُ ادْخُلُوا الْجَنَّةَ بِمَا كُنتُمْ تَعْمَلُونَ

“Mereka adalah orang-orang yang diwafatkan malaikat dalam keadaan baik. Para malaikat mengatakan, ‘Keselamatan atas kalian, masuklah kalian ke dalam surga dengan sebab apa yang kalian amalkan’.”

◆ Dan mereka mengucapkan salam kepada penduduk surga setelah dibukanya pintu-pintu surga.

وَسِيقَ الَّذِينَ اتَّقَوْا رَبَّهُمْ إِلَى الْجَنَّةِ زُمَرًا حَتَّى إِذَا جَاؤُوهَا وَفُتِحَتْ أَبْوَابُهَا وَقَالَ لَهُمْ خَزَنَتُهَا سَلامٌ عَلَيْكُمْ طِبْتُمْ فَادْخُلُوهَا خَالِدِينَ

“Dan digiring orang-orang yang bertaqwa ke surga secara berkelompok-berkelompok sehingga ketika mereka mendatangi surga dan dibuka pintu-pintunya dan berkata para penjaganya, ‘Keselamatan atas kalian, kalian telah baik maka masuklah kalian ke dalam surga selama-lamanya’.” (Az-Zumar 73)

Yang ke-8 diantara ibadah malaikat, bahwasanya :

“Beriman Dengan Amalan-amalan Malaikat Bagian 9”.

Di antara amalan malaikat dan tugas mereka yang berkaitan dengan alam semesta,

⑺ MENJAGA KOTA MEKKAH DAN MADĪNAH

Mekkah dan Madinah adalah 2 kota yang dimuliakan Allāh;

Dan keutamaan 2 kota ini sangat banyak.

Di antara malaikat Allāh ada yang ditugaskan menjaga kota Mekkah dan Madīnah dari Dajjāl.

Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda,

لَيْسَ مِنْ بَلَدٍ إِلَّا سَيَطَؤُهُ الدَّجَّالُ ، إِلَّا مَكَّةَ وَالْمَدِينَةَ لَيْسَ لَهُ مِنْ نِقَابِهَا نَقْبٌ إِلَّا عَلَيْهِ الْمَلَائِكَةُ صَافِّيْنَ يَحْرُسُونَهَا ، ثُمَّ تَرْجُفُ الْمَدِينَةُ بِأَهْلِهَا ثَلَاثَ رَجَفَاتٍ ، فَيُخْرِجُ اللَّهُ كُلَّ كَافِرٍ وَمُنَافِقٍ

“Tidak ada sebuah negeri kecuali akan diinjak oleh Dajjāl kecuali Mekkah dan Madīnah. Tidak ada jalan di kota Madīnah kecuali ada malaikat-malaikat yang berbaris menjaganya. Kemudian goncanglah kota Madīnah dengan penduduknya 3 kali goncangan maka Allāh mengeluarkan darinya setiap orang kāfir dan munāfiq.” (HR Bukhāri II/665, no. 1782 dan Muslim IV/2261, no. 2942)

Di dalam hadīts yang lain, Beliau shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda,

على أنقاب المدينة ملائكة لا يدخلها الطاعون ولا الدجال

“Di seluruh jalan-jalan Madīnah ada malaikat-malaikat. Madīnah tidak akan dimasuki wabah penyakit dan Dajjāl.” (HR Bukhāri II/665 no. 1781 dan Muslim II/1005, no. 1379)

⑻ MENAUNGI NEGERI SYĀM

Negeri Syam adalah negeri yang Allāh berkahi.

Di sana ada Masjidil ‘Aqsha, salah satu masjid yang kita dianjurkan untuk ke sana dalam rangka ibadah.

Masjidil ‘Aqsha adalah tempat Nabi shallallāhu ‘alayhi wa sallam ber-isrā dan dari sanalah Beliau di-mi’rajkan ke langit.

Allāh telah menugaskan sebagian malaikat untuk membentangkan sebagian sayapnya di sana.

Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda,

طُوبَى لِلشَّامِ . فَقُلْنَا : لِأَيٍّ ذَلِكَ يَا رَسُولَ اللَّهِ ؟ قَالَ : لِأَنَّ مَلَائِكَةَ الرَّحْمَنِ بَاسِطَةٌ أَجْنِحَتَهَا عَلَيْهَا

“Keberuntungan bagi negeri Syām.”

Maka para shahābat radhiyallāhu ‘anhum berkata, “Mengapa yang demikian, wahai Rasūlullāh?”

Maka Beliau shallallāhu ‘alayhi wa sallam berkata, “Karena malaikat Ar-Rahmān membentangkan sayap mereka atas negeri Syām.”

(Hadīts shahīh diriwayatkan oleh At-Tirmidzi dalam Abwaabul Manaaqib bab ke 74)

Demikianlah sebagian tugas yang berkaitan dengan alam semesta.

Allāh-lah yang memerintahkan malaikat, mengizinkan mereka dan menghendaki, sedangkan malaikat yang melaksanakan dan mengatur langsung dengan perintah, izin dan kehendak Allāh.

Apa yang mereka lakukan tidak keluar dari perintah Allāh.

لَّا يَعْصُونَ اللَّهَمَا أَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُونَ مَا يُؤْمَرُونَ

“Mereka tidak memaksiati Allāh di dalam apa yang Allāh perintahkan dan mereka mengerjakan apa yang diperintahkan.” (At-Tahrīm 6)

Itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqah kali ini dan sampai bertemu kembali pada halaqah selanjutnya.

والسلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته

‘Abdullāh Roy Di kota Al-Madīnah

“Beriman Dengan Amalan-amalan Malaikat Bagian 7”.

Di antara amalan malaikat yang kita diperintahkan untuk beriman dengannya adalah amalan mereka yang berkaitan dengan alam semesta.

Allāh adalah Dzat yang tidak butuh kepada makhluq namun Allāh ingin menunjukkan kebesarannya kepada kita. Allāh telah menugaskan para malaikat untuk mengatur alam semesta dengan perintah Allāh, izin Allāh dan kehendak Allāh.

فَالْمُدَبِّرَات أَمْرًا

“Maka demi malaikat yang mengatur perkara.” (An-Nāzi’āt 5)

Di antara amalan malaikat dan tugas mereka yang berkaitan dengan alam semesta,

Malaikat yang memikul ‘arsy di hari kiamat ada 8. Sedangkan di dunia maka tidak ada yang menerangkan jumlah mereka.

وَالْمَلَكُ عَلَى أَرْجَائِهَا وَيَحْمِلُ عَرْشَ رَبِّكَ فَوْقَهُمْ يَوْمَئِذٍ ثَمَانِيَةٌ

“Dan para malaikat di pinggir-pinggir langit dan pada hari itu 8 malaikat memikul ‘arsy Rabbmu.” (Al-Hāqqah 17)

الَّذِينَ يَحْمِلُونَ الْعَرْشَ وَمَنْ حَوْلَهُ يُسَبِّحُونَ بِحَمْدِ رَبِّهِمْ وَيُؤْمِنُونَ بِهِ وَيَسْتَغْفِرُونَ لِلَّذِينَ آمَنُوا

“Dan malaikat-malaikat yang memikul ‘arsy dan malaikat-malaikat yang di sekitar ‘arsy bertasbih dengan memuji Rabb mereka dan beriman dengan Allāh dan memohonkan ampun untuk orang-orang yang beriman.” (Ghāfir 7)

Yang ke-2 di antara tugas mereka yang berkaitan dengan alam semesta adalah,

وَسِيقَ الَّذِينَ اتَّقَوْا رَبَّهُمْ إِلَى الْجَنَّةِ زُمَرًا ۖ حَتَّىٰ إِذَا جَاءُوهَا وَفُتِحَتْ أَبْوَابُهَا وَقَالَ لَهُمْ خَزَنَتُهَا سَلَامٌ عَلَيْكُمْ طِبْتُمْ فَادْخُلُوهَا خَالِدِينَ

“Dan digiring orang-orang yang bertaqwa ke dalam surga secara berkelompok-berkelompok sehingga ketika mereka mendatangi surga dan dibuka pintu-pintunya dan berkata para penjaganya, ‘Keselamatan atas kalian, kalian telah baik maka masuklah ke dalam surga selama-lamanya’.” (Az-Zumār 73)

Dan Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda,

آتي باب الجنة يوم القيامة فأستفتح فيقول الخازن : من أنت ؟ فاقول : محمد . فيقول : بك أمرت لا أفتح لأحد قبلك

“Aku mendatangi pintu surga pada hari kiamat kemudian aku meminta dibukakan. Maka berkatalah penjaga surga, ‘Siapakah kamu?’ Kemudian Aku menjawab, ‘Muhammad.’ Kemudian dia berkata, ‘Denganmulah aku diperintah, aku tidak membukanya untuk seorangpun sebelummu’.” (HR Muslim I/188 no. 197)

Dan di antara tugas malaikat yang berkaitan dengan alam semesta adalah,

Jumlah penjaga neraka ada 19 sebagaimana firman Allāh,

عَلَيْهَا تِسْعَةَ عَشَرَ

“Di dalam neraka ada 19 (yaitu malaikat penjaga).” (Al-Muddatstsir 30)

◆ Para ulama berselisih tentang makna 19.

√ Ada yang mengatakan 19 malaikat tersebut adalah para pembesar penjaga neraka dan bersama mereka malaikat-malaikat lain yang jumlahnya sangat banyak.

√ Dan ada diantara ulama yang mengatakan bahwa mereka 19 malaikat saja. Dan ini yang difahami dari keterangan Ibnu Katsīr dan juga Syaikh ‘Abdurrahmān As-Sa’diy di dalam tafsirnya.

Diantara mereka adalah malaikat Mālik. Dalam hadīts ketika Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam isrā dan juga mi’rāj dikatakan kepada Beliau,

وأما الرجل الكريه المرآة الذي عند النار يحشها ويسعى حولها فإنه مالك خازن جهنم

“Dan adapun yang sangat buruk rupanya yang berada di neraka yang menghidupkan api dan berjalan di sekitarnya, maka dia adalah Mālik Penjaga Neraka.” (HR Bukhāri no.7047)

Penyebutan jumlah penjaga neraka ini adalah ujian, kita harus beriman dengan jumlah 19 tersebut, harus yakin dan tidak boleh ragu-ragu.

Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman,

وَما جَعَلنا أَصحٰبَ النّارِ إِلّا مَلٰئِكَةً ۙ وَما جَعَلنا عِدَّتَهُم إِلّا فِتنَةً لِلَّذينَ كَفَروا لِيَستَيقِنَ الَّذينَ أوتُوا الكِتٰبَ وَيَزدادَ الَّذينَ ءامَنوا إيمٰنًا ۙ وَلا يَرتابَ الَّذينَ أوتُوا الكِتٰبَ وَالمُؤمِنونَ ۙ وَلِيَقولَ الَّذينَ فى قُلوبِهِم مَرَضٌ وَالكٰفِرونَ ماذا أَرادَ اللَّهُ بِهٰذا مَثَلًا كَذٰلِكَ يُضِلُّ اللَّهُ مَن يَشاءُ وَيَهدى مَن يَشاءُ وَما يَعلَمُ جُنودَ رَبِّكَ إِلّا هُوَ وَما هِىَ إِلّا ذِكرىٰ لِلبَشَرِ

“Dan tidaklah Kami jadikan para penjaga nereka kecuali para malaikat-malaikat. Dan tidaklah Kami jadikan jumlah tersebut kecuali sebagai ujian bagi orang-orang yang kāfir. Dan supaya yakin orang-orang Ahlul kitab dan bertambah keimanan orang-orang yang beriman dan tidak ragu orang-orang Ahlul Kitab & orang-orang yang beriman dan supaya orang-orang yang dalam hatinya ada penyakit. Dan orang-orang kāfir berkata, ‘Apa yang Allāh inginkan dari permisalan ini?’. Demikianlah Allāh menyesatkan siapa yang dikehendaki dan memberikan hidayah kepada siapa yang dikehendaki. Dan tidak mengetahui jumlah pasukan Rabbmu kecuali Dia. Dan tidaklah ini kecuali peringatan bagi manusia.” (Al-Muddatstsir 31)

Merekalah yang kelak akan menyambut penduduk neraka dan mencela mereka.

وَسِيقَ الَّذِينَ كَفَرُوا إِلَىٰ جَهَنَّمَ زُمَرًا ۖ حَتَّىٰ إِذَا جَاءُوهَا فُتِحَتْ أَبْوَابُهَا وَقَالَ لَهُمْ خَزَنَتُهَا أَلَمْ يَأْتِكُمْ رُسُلٌ مِنْكُمْ يَتْلُونَ عَلَيْكُمْ آيَاتِ رَبِّكُمْ وَيُنْذِرُونَكُمْ لِقَاءَ يَوْمِكُمْ هَٰذَا ۚ قَالُوا بَلَىٰ وَلَٰكِنْ حَقَّتْ كَلِمَةُ الْعَذَابِ عَلَى الْكَافِرِينَ (٧١) قِيلَ ادْخُلُوا أَبْوَابَ جَهَنَّمَ خَالِدِينَ فِيهَافَبِئْسَ مَثْوَى الْمُتَكَبِّرِينَ (٧٢)

“Dan akan digiring orang-orang kāfir dalam Jahannam berkelompok-berkelompok sehingga apabila mereka mendatanginya dibukalah pintu-pintu Jahannam. Dan berkatalah para penjaga neraka kepada mereka, ‘Bukankah telah datang kepada kalian Rasul-rasul dari kalangan kalian yang membacakan atas kalian ayat-ayat Rabb kalian dan memperingatkan kalian dengan pertemuan hari kalian ini?’ Mereka menjawab, ‘Iya, akan tetapi telah tetap kalimat adzab bagi orang-orang yang kāfir’. Dikatakan kepada mereka, ‘Masuklah kalian ke dalam pintu-pintu Jahannam dalam keadaan kekal di dalamnya.’ Maka Jahannam adalah sejelek-jelek tempat kembali bagi orang-orang yang sombong.” (Az-Zumār 71-72)

Merekalah yang kelak akan mengadzab penduduk neraka, Allāh berfirman kepada mereka,

خُذُوهُ فَغُلُّوهُ (٣٠) ثُمَّ الْجَحِيمَ صَلُّوهُ (٣١) ثُمَّ فِي سِلْسِلَةٍ ذَرْعُهَا سَبْعُونَ ذِرَاعًا فَاسْلُكُوهُ (٣٢)

“Tangkaplah dia lalu belenggulah tangannya ke lehernya kemudian masukkanlah dia ke dalam api neraka yang menyala-nyala kemudian ikatlah dia dengan rantai yang panjangnya 70 hasta.” (Al-Hāqqah 30-32)

Telah berlalu bahwa malaikat penjaga neraka adalah malaikat yang keras hati dan kuat badannya. Kelak, para penduduk neraka akan meminta kepada penjaga neraka supaya penjaga neraka memohon kepada Allāh meringankan adzab bagi mereka.

Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman,

وَقَالَ الَّذِينَ فِي النَّارِ لِخَزَنَةِ جَهَنَّمَ ادْعُوا رَبَّكُمْ يُخَفِّفْ عَنَّا يَوْمًا مِنَ الْعَذَابِ (٤٩) قَالُوا أَوَلَمْ تَكُ تَأْتِيكُمْ رُسُلُكُمْ بِالْبَيِّنَاتِ قَالُوا بَلَى قَالُوا فَادْعُوا وَمَا دُعَاءُ الْكَافِرِينَ إِلَّا فِي ضَلَالٍ (٥٠)

“Dan berkata para penduduk neraka kepada para penjaga Jahannam, ‘Hendaklah kalian meminta kepada Rabb kalian supaya meringankan bagi kami satu hari dari adzab ini’. Para penjaga mengatakan, ‘Bukankah telah datang kepada kalian Rasul-rasul kalian dengan bukti-bukti yang nyata?’ Mereka mengatakan, ‘Iya.’ Maka berkata para penjaga, ‘Maka hendaklah kalian berdo’a sendiri.’ Dan tidaklah do’a orang-orang kāfir kecuali dalam kesia-kesia-siaan.” (Ghāfir 49-50)

Halaqah yang ke-19 dari Silsilah ‘Ilmiyyah Beriman Dengan Malaikat-malaikat Allāh adalah

⑸ MEREKA MENGATAKAN “ĀMĪN” KETIKA IMAM MENGATAKAN “ĀMĪN” DI DALAM SHALATNYA. DAN MENGATAKAN “ALLĀHUMMA RABBANĀ LAKAL HAMDU” KETIKA IMAM MEMBACA “SAMI’ALLĀHU LIMAN HAMIDAH”.

Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda,

إذا أمن الإمام فأمنوا، فإنه من وافق تأمينه تأمين الملائكة غفر له ما تقدم من ذنبه

“Apabila imam membaca ‘Āmīn’ maka bacalah Āmīn, karena barangsiapa yang bacaan Āmīnnya bersamaan dengan Āmīn malaikat diampuni dosanya yang telah lalu.”

(HR Bukhāri II/262 – al fath dan Muslim I/307)

Dan Beliau shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda,

إذا قال الإمام سمع الله لمن حمده فقولوا اللهم ربنا لك الحمد فإنه من وافق قوله قول الملائكة غفر له ما تقدم من ذنبه

“Apabila imam membaca ‘Sami’allāhu liman hamidah’ maka katakanlah ‘Allāhumma Rabbanā lakal hamdu’ karena barangsiapa yang ucapannya bersamaan dengan ucapan malaikat diampuni dosanya yang telah lalu.”

(HR Bukhāri II/284 dan Muslim I/36 no. 409)

Halaqah yang ke-17 dari Silsilah ‘Ilmiyyah Beriman Dengan Malaikat-malaikat Allāh adalah

KH Abdurrahman Wahid alias Gus Dur

Selanjutnya adalah Presiden ke-4 Indonesia, KH Abdurrahman Wahid alias Gus Dur. Ia lebih memilih hadiah berupa uang dibandingkan menerima hadiah rumah di kawasan Mega Kuningan, Jakarta Selatan.

"Gus Dur lebih memilih mengambil uang daripada rumah," ungkap Menteri Sekretaris Negara Hatta Rajasa di Istana Negara seperti dikutip detikcom, Selasa, 15 April 2008.

Gus Dur beralasan sudah memiliki rumah sendiri di Jalan Warung Silah atau Jalan Al Munawaroh, Ciganjur, Jagakarsa, Jakarta Selatan. Karena itu, ia berharap pemerintah memberikannya dalam bentuk uang saja. Uang itu hendak dipakai untuk membiayai pembangunan pesantren dan lembaga kajian Islam di sekitar rumahnya.

Rupanya pemerintah tak menuruti keinginan Gus Dur. Pemerintah tetap memberikan lahan seluas 2.000 meter persegi di Mega Kuningan. "Gus Dur mendapatkan sebidang tanah di Mega Kuningan. Sekitar 2.000 meter persegi," kata Zannuba Ariffah Chafsoh atau Yenny Wahid, putri kedua Gus Dur, kepada detikX, Kamis, 22 Desember 2022.

Sejak diberikan kepada Gus Dur, lanjut Yenny, lahan tersebut tak pernah dibangun rumah. Hal itu karena, mantan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) itu tetap memutuskan tinggal di Ciganjur hingga akhir hayatnya pada 30 Desember 2009. Gus Dur sejak awal berniat menjual lahan tanah pemberian dari negara tersebut.

Yenny lupa kapan persisnya tanah untuk Gus Dur itu dijual karena yang diminta mengurusi adalah kakak dan adiknya. Yang jelas, uang hasil penjualan lahan tersebut akan digunakan untuk mendanai pembangunan Pusat Studi Islam Asia Tenggara di Ciganjur, seperti yang telah dicita-citakan oleh Gus Dur.